Bila Mentari
Pada Satu Ketika
Di suatu sudut waktu
mendandan pelangi
di rambut lembayung
sambil meligarkan
helang segara
mengutip
bintang-bintang luka
di kesaujanaan
langit malam pilu
mengulit bulan sayu
tanpa tangis tanpa sendu.
Makanya,
itulah ketikanya
detik yang satu itu
tanpa mungkir
meledak dan maraklah
timbunan ranting-ranting amarah
membakar longgokan dahan-dahan
kesesatan sang algojo
yang sekian lama
mengorgazem ibunya
di biara kuburan nenek
moyangnya
dan itulah
janji sejarah
pada yang
melupakannya.
Angin menderu,
jangan jatuh menimpa
batu kuburan
malang oh malang.
-Yassinsalleh
jam 1737
April 10, 09
cempaka mula menguntum
di taman tergantung.
No comments:
Post a Comment