Thursday, June 25, 2009

INFO SASTERA & BUDAYA


PUISI


Zaman Kami Remaja Dulu


Zaman kami remaja dulu
sepanjang malam di limpahan
sinar cahaya rambulan
Si Ujang
jejaka yang asyik dilamun cinta
menjadi pujangga mewarkahkan
ungkapan sanjung dan puja
sepenuh rasa kasih sayang
yang tak terhingga
terhadap kekasih pujaan hatinya.

Bila dinihari
hampir membuka tabir fajar
warkah yang sudah berpuluh lembar
tak menjadi itupun
siaplah dengan amat sempurnanya.

Lalu, surat cinta itupun
diletakkan di bawah tempurung
di pangkal pohon bunga melur
di hujung halaman rumah
dara idaman pujaan kalbu.

Paginya, sayup di atas
pohon jambu Si Ujang,
jejaka pujangga cinta
yang tak tidur
sepanjang malam itupun
memerhatikan penuh debaran
Si Upik dara nan ayu
rambutnya terurai
melampai ke pinggang
menyapu halaman
mengumpul daun-daun
ke pangkal pohon bunga melur.

Sambil hatinya bergetar
secemas belalang berlompatan
di daun padi
Si Upik dara nan ayu
mengambil warkah kasih
dari tempurung peti surat
yang tertangkup di pangkal
pohon bunga melur
wakil pos perantara
dua insan desa pingitan
menjalin cinta
yang keramat dan abadi.

Sekarang ini keindahan rasa
romantsinya percintaan sedemikian
hilang tenggelam hanyut dalam arus
SMS yang sarat formo.

-Yassinsalleh
jam 1355
Jun 23, 09
berdiri di tebing mandian
zaman remajaku mengimbau
semalamku yang hilang.
Belum Tahu Mahu Ke Mana?
Ketika rembang melukiskan
lembayung di tabir awan begini
terasa ingin aku mengajakmu
mengulit rindu memujuk kalbu
terpilin pilu.
Tapi betapalah ya
pelangi bukannya jembatan yang rela
menemukan kita dan angin segara
bukannya melodi simfoni
yang sedia mengubat duka
dua jiwa yang belum tentu
mau ke mana?
-Yassinsalleh
jam 1746
Jun 25, 09
lembayung menganyam
pelangi.
Ombak mendamparkan buih
di pasiran pantai yang tiba-tiba
kehilangan camar.

No comments:

Post a Comment