PUISI
Sepermai Fatamorgana
Aduhai semalamku segalanya
kenangan manis yang dikumpul
waktu telah satu demi satu
dibatalkan oleh mimpi-mimpi
yang mungkir lalu rebahlah
sumpah tak terkotakan janji idaman
bagaikan simfoni kehilangan lagu
bagaikan bunga menguntum
tak berputik.
Sungguh amat lamanya sudah
kita berpisah imbauan
mimpi-mimpi yang tewas
terus jua merasuk jaga
dan tidurku siang menakung luka
malam menatang duka.
Setiap kali aku tengadah
kau masih jua tetap di situ
dengan senyuman menyaksikan
betapa kakiku yang luka
menari-nari di lantai pelangi
menanti gemalainya angin fajar
meniup hilang rintihan kalbu
yang kian piatu dan terbuang.
Waktupun bagaikan biasa
amat patuh mengumpul
citra semalam yang tetap jua
setekunnya menyusun lapis nestapa
santak ke sudut benua
sarat harapan sepermai fatamorgana.
-Yassinsalleh
jam 1540
Jun 7, 09
dalam pedih meniti
nestapa pelaut tua
mencari pelabuhan semalam.
Chao Phrya
Chao Prya, banyaknya
kiambang kau hanyutkan.
Dulu aku berenang menghilir
arusmu dingin dan jernih.
Kini untuk membasuh
muka pun aku tak tergamak.
Chao Phrya bila kita jumpa lagi
ingin amat aku merenangi
dingin jernih arusmu
bagaikan dulu menyelami dasarmu
membaca ceritera sejarah
Ayuthayamu yang megah gagah.
Chao Phrya bila kita jumpa lagi nanti
pastikanlah aku dapat membasuh muka!
-Yassinsalleh
jam 1513
Mei 21, 09
Sathorn Taksin Jetty
Sungai Chao Phrya
Kota Bangkok, Thailand.
Monday, June 8, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment